Pengembangan E-Learning Dalam Pembelajaran Kimia


Kemajuan dan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini memberi-kan peluang dan sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan. Salah satu peluang dan tantangan ini berupa pemanfaatan TIK untuk mendukung proses belajar mengajar. Peluang yang dimak-sud adalah adanya kemungkinan meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan TIK. Ada-pun tantangannya adalah tuntutan kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkan TIK guna meningkatkan hasil belajar. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menuntut dukungan kebi-jakan institusi, sarana dan prasarana, perangkat hardware dan software, serta brainware, yakni sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan mengelola dan menggunakan TIK.

Salah satu bentuk pemantaatan TIK dalam pembelajaran adalah e-learning. Istilah e-learn-ing dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan istilah yang popluer di kalangan dunia pen-didikan, khususnya di perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi bahkan menjadikan e-learning sebagai nilai tambah yang menjadi kebanggaan untuk menarik calon mahasiswa. Seo-lah keberadaan e-learning di sebuah perguruan tinggi menjadi indikator bahwa pergururan tinggi tersebut merupakan perguruan tinggi “modern” dengan fasilitas dan infrastruktur TIK yang membanggakan. Terlebih lagi dengan keberadaan sistem-sistem informasi online lainnya seperti sistem informasi akademik, sistem administrasi online, perpustakaan online (e-library), dan lain-lain.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat berpotensi un-tuk mendukung revolusi pembelajaran, dengan enam dimensi kunci (JISC, 2004: 7):

(1)       Konektivitas: akses informasi secara global;
(2)       Fleksibilitas: belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja;

(3)       Interaktivitas: interaksi antara pelajar dan materi pelajaran serta lingkungan belajar mau-pun sumber belajar dapat dilakukan seketika dan secara langsung;

(4)       Kolaborasi: penggunaan fasilitas komunikasi dan diskusi online mendukung pem-belajaran kolaboratif di luar kelas;

(5)       Memperluas kesempatan: materi e-learning dapat memperkaya dan memperluas materi pembelajaran tatap muka; dan
(6)       Motivasi: pemakaian multimedia dapat membuat suasana belajar menyenangkan.

Selain itu, seperti disebutkan di dalam buku panduan “Effective Practice with e-Learning” oleh The Joint Information Systems Committee (JISC) Inggris, terdapat beberapa keuntungan TIK bagi para praktisi di dalam melacak dan memantau kemajuan belajar siswa. Salah satu bentuk pemanfaatan TIK dalam pembelajaran adalah e-learning.


Menurut Depdiknas (2008), bahan ajar dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik materi yang akan disajikan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan alat bantu media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif seperti penggunaan komputer atau internet. Penggunaan internet dalam proses pembelajaran dikenal dengan istilah e-learningE-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001). 

Bahan ajar yang tersedia di sekolah biasanya hanya berupa buku teks. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah dan Atas (2010), bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar. E-learning membuat pembelajaran dapat lebih terbuka dan fleksibel. Pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu media yang dikembangkan untuk menunjang pembelajaran secara online adalah program LMS (Learning Management System). Menurut Yasar dan Adiguzel (2010), Learning Management System (LMS) adalah suatu pengelolaan pembelajaran yang mempunyai fungsi untuk memberikan sebuah materi belajar, mendukung kolaborasi, menilai kinerja peserta didik, merekam data peserta didik, dan menghasilkan laporan yang berguna untuk memaksimalkan efektifitas dari sebuah pembelajaran. Selain materi ajar, skenario pembelajaran perlu disiapkan dengan matang untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam proses belajar mereka (Hasbullah, 2009).




1.   Konsep Pembelajaran E-Learning
E-Learning adalah proses pembelajaran yang menggunakan komputer, jaringan, perangkat lunak pengajaran yang dilengkapi dengan fasilitas komunikasi, pemantauan dan evaluasi. E-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi.
2.   Karakteristik E-Learning
E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah dikemukakan oleh Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri dari:
a.       Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
b.      Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer).
c.       Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan membutuhkannya.
d.      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer.

3.    Komponen E-Learning
a.       Infrastruktur E-Learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis) apabila kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.

b.      Sistem Dan Aplikasi E-Learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.

c.        Konten E-Learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.

4.   Syarat E-Learning
ü Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet.
ü Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak
ü Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan
ü Adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning
ü Adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet
ü Adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar
ü Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
ü Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara

5.   Manfaat E-Learning
a.       Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
b.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
c.       Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.

6.   Model E-Learning
a.       Selective Model Jika jumlah komputer sangat terbatas, ia dapat ditunjukkan kepada siswa sebagai bahan demontrasi saja. Jika ada beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapat sedikit pengalaman ‘hands-on’.
b.      Sequential Model Jika jumlah komputer sedikit, siswa dalam kelompok kecil bergerak dari satu set sumber informasi ke sumber yang lain. Bahan ‘e-learning’ digunakan sebagai bahan rujukan atau bahan informasi baru. Jika terdapat beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapatkan pengalaman ‘hands-on’.
c.       Static Station Model Jika jumlah komputer sedikit, Guru mempunyai beberapa sumber berbeda untuk mencapai objektif pembelajaran yang sama. Bahan ‘e-learning’ digunakan oleh beberapa kelompok siswa manakala siswa lain menggunakan sumber yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
d.      Laboratory Model Jika jumlah komputer mencukupi untuk semua siswa, maka bahan ‘e-learning’ dapat digunakan oleh semua siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri. Model ini boleh digunakan jika sekolah mempunyai perangkat komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet.

7.   Metode Penyampaian E-Learning
a.       Synchronous Learning
Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan pembelajaran konvensional hanya saja pada e-learning hal ini tidak ditandai dengan kehadiran secara fisik. Pada bentuk synchronous ini pendidik (instruktur), peserta didik dan rekan-rekannya melakukan “pertemuan” secara online di internet. Melakukan proses belajar mengajar seolah sedang berada pada ruang fisik yang sama.
b.      Self-Directed Learning
Pada kategori ini peserta didik melakukan pembelajaran secara mandiri dengan mengakses berbagai referensi dan bahan belajar yang disediakan. Tidak ada instruktur ataupun waktu khusus untuk berdiskusi dengan sesama peserta didik. Masing-masing peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan kebutuhannya.
c.       Asynchronous (Collaborative) Learning
Kategori ini mengkombinasikan karakteristik dari kedua kategori sebelumnya. Peserta didik belajar secara mandiri namun tetap berkomunikasi dengan peserta didik lainnya maupun dengan pendidik walaupun tidak harus di waktu khusus.

8.   Konsep Pembuatan E-Learning
a.       Langkah Awal
Memahami seperti apa calon user. Lalu menyesuaikan teknologi yang di gunakan oleh calon user sebelum membangun user sebelum membangun software. Tujuan e-learning ini harus sudah disampaikan kepada user sejak awal.


b.      Mengatur Konten
Navigasi adalah hal penting lain dalam penyusunan E-Learning, tombol-tombol navigasi harus memudahkan user saat berinteraksi, dengan fungsi yang jelas dan tidak membingungkan.
c.       Storyboard
Storyboard adalah sketsa sederhana yang dapat digunakan sebagai outline. Lakukan hal ini sebelum memulai desain pada komputer.
d.      Menggabungkan Elemen Multimedia.
Menggabungkan berbagai format multimedia untuk program E-Learning. Digunakan untuk menanamkan informasi kepada user.
e.       Teks
Teks adalah elemen penting dalam E-Learning. Dalam program e-learning terdiri atas membaca teks dan mengklik layar tombol navigasi untuk berpindah ke teks berikutnya. Kalau bisa 6 baris per halaman.
f.       Audio
Gabungan teks dan audio memiliki pengaruh yang besar pada saraf otak untuk memproses informasi.
g.      Video
Dalam bentuk video berguna untuk menjelaskan suatu subjek dalam konteks kegunaan. Pastikan materi video sudah mengandung informasi yang di butuhkan untuk menjawab pertanyaan.
h.      Animasi
Penggunaan animasi mulai dari hal sederhana seperti perubahan warna/bentuk tombol saat mouse berada diatasnya (rollover) sampai lingkungan 3D yang  berubahn sesuai gerakan mouse.
i.        Kuis/Test
Kuis dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemajuan user selama mengikuti pelatihan
j.        Feedback
Feedback bertujuan untuk mengoreksi hal yang salah satu atau meluruskan permasalahan.
Teknis Pelaksanaan E-Learning 

Secara garis besar, teknis pelaksanaan e-learning dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: (1) hanya menggunakan media Web biasa, dan (2) menggunakan software khusus e-learning berbasis Web yang sering disebut dengan istilah learning management system (LMS). Pada cara pertama, materi-materi pembelajaran disajikan pada sebuah situs Web. Siapapun dapat mengakses materi secara bebas atau dibatasi dengan password (seperti model langganan majalah/ jurnal). Komunikasi bisanya dilakukan menggunakan e-mail atau forum diskusi khusus. Dalam hal ini biasanya tidak terdapat fasilitas portofolio, sehingga dosen tidak memiliki informasi siapa yang telah mengakses materi tertentu dan kapan akses dilakukan. Yang diperlukan untuk menggunakan pendekatan ini hanyalah sebuah server Web.

Pada cara kedua, selain diperlukan server Web juga diperlukan sebuah software (LMS) yang berfungsi untuk mengelola e-learning. Software (sistem) LMS biasanya mempunyai fasili tas-fasilitas yang berfungsi untuk (1) administrasi mahasiswa, (2) penyajian materi, (3) komunikasi,(4) pencatatan (portofolio), (5) evaluasi, bahkan (6) pengembangan materi. Berbeda dengan akses ke Web biasa, akses ke LMS biasanya memerlukan nama user dan password, dan biasanya hanya dosen dan mahasiswa yang terdaftar yang dapat melakukannya. Sistem LMS akan mencatat semua aktivitas yang dilakukan mahasiswa selama mereka masuk ke dalam system e-learning. Pada gambar berikut menyajikan diagram arsitektur sistem e-learning berbasis LMS (diadopsi dari Kojhani, 2004).


9.   Kelebihan Dan Kekurangan E-Learning


Kelebihan:
·         Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
·         Kuota tidak terbatas
·         Kemudahan mendapatkan materi dan info
·         Materi yang didapatkan lebih banyak
·         Pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu
·         Suatu solusi yang ditawarkan dari E-learning adalah fleksibel dalam proses pembelajaran. Tidak harus di kelas, dapat pula diterapkan dalam cara pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang dapat memanfaatkan teknologi internet dan computer. Memungkinkan lebih banyak pembelajar yang mengikuti proses pembelajaran E-learning ini karena dapat diakses dimana saja dan oleh siapa saja.
·         Jika kita menggunakan system pembelajaran berbasis E-learning, maka kita akan mudah untuk mendapatkan informasi dan materi. Kemudahan tersebut terletak pada saat mencari materi atau info yang hanya tinggal ketik dan menunggu sebentar, langsung materi bisa didapat. Memungkinkan menfaat banyak materi baik dari dalam maupun luar negeri. Ini tentunya dapat menambah wawasan bagi kita dan juga bisa meningkatkan hasil belajar kita.

Kekurangan:
·         Kurangnya dalam pemantauan.
·         Saat menggunakan pembelajaran berbasis E-learning, terdapat kekurangan yang tampak pada pantauan dalam suasana belajar. Ini dikarenakan system mobile yang diterapkan E-learning yang menyebabkan guru tidak dapat memantau secara langsung pembelajaran terhadap siswanya.
·         Perangkat E-learning. Dalam pembelajaran E-learning, diwajibkan memiliki perangkat yang membantu terwujudnya pembelajaran E-learning seperti computer, jaringan internet, bila perangkat ini tidak ada, maka pembelajaran E-learning tidak dapat berlangsung
·         Cenderung mengurangi aspek social
·         Dengan sering menghadapi computer tanpa berinteraksi secara langsung, menjadikan siswa kurang melakukan sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu kekurangan yang dapat berpengaruh dalam keseharian.


Permasalahan:
1.     jelaskan maksud dari belajar E-learning dapat membuat pembelajaran jadi lebih terbuka dan fleksibel?
2.    menurut pendapat anda apakah metode penyampaian e-learning pada pembelajaran kimia dapat efektif? yang kita ketahui pada metode penyampaian e-learning ada istilah “Synchronous Learning” yaitu belajar yang tidak lewat kontak fisik hanya sebatas internet saja, jelaskan!
3.    jika anda menjadi seorang guru, bagaimana anda dapat membuat suatu e learning pembeajaran kimia yang menarik , sehingga murid tidak cepat bosan ?
4.  sebutkan kelemahan dan kelebihan pengembangan e learning dalam pembelajaran kimia?


Komentar

  1. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1.

    Jawabannya, yaitu lebih terbuka maksudnya: Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement). Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

    Lebih fleksibel, maksudnya Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

    BalasHapus
  2. Saya mencoba menjawab permasalahan 2.

    Sebelumnya saya koreksi bahwa pembelajaran yang tidak langsung itu adalah Ansynchronous Learning. Maksudnya guru/dosen/tutor tidak berinteraksi langsung dengan muridnya melalui tatap muka, melainkan melalui media pembelajaran seperti :
    a. CD Interaktif/CD pembelajaran,
    b. Pelatihan Virtual Self Paced,
    c. Pelatihan Komputer berbasis CBTs, Wiki, Situs Blog, dll

    Asynchronous Learning memiliki kelebihan, yaitu mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja, mahasiswa dapat belajar secara mandiri, dan dapat belajar secara bebas, tidak terikat disiplin waktu. Begitu pun kelebihan ini juga dapat diperoleh jika diterapkan pada pembelajaran kimia. Walaupun menurut saya, ada beberapa judul materi kimia yang kurang tepat jika hanya dijelaskan melalui cara belajar seperti ini, misalnya stoikiometri atau hitung-hitungan.

    BalasHapus
  3. Dengan memasukan unsur multimedia seperti yang dijelakan minggu lalu, dimana dalam kita mengajar menggunakan teknologi ada baiknya kita memperlihatkan vidoe tengtang materi itu, gambar, dll

    BalasHapus
  4. terimah kasih atas jawaban anda, namun mungkin lbih detail lagi dalam menjelaskan

    BalasHapus
  5. Saya akan menjawab permasalahan nomor 4

    Kelebihan
    1. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video.
    2. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
    3. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
    4. Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.

    Kekurangan
    1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
    2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
    3. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer